Jumat, 16 Juni 2017

SAK KAREPMU

Seorang sahabat kan memamerkan kekaribanya
Dengan ekspresi bangga
Tanpa secuilpun rasa malu kepada siapapun
Tapi itu dilakukan manusia tak beragama

Tapi ada cerita dari orang yg dianggap sumber kebaikan
Yang ga boleh makan jejer dengan perempuan
Kalau dia laki laki

Akhirnya akupun berujar
Mbuh ah
Sakarepmu
Masabodo
Ha luweh
Makanlah
Yang menganggap semua manusia sama
Tololnya dengan kamu

Purwokerto,11 Juni 2017.

Suya Esa.

MANUSIA DAN MENURUT

Keinginanku hanya Satu memujiMu
Saat piano ada dihadapanku
Tapi ketika kamu yang didepanku
Ada dua rasa
Pertama  bahagia
Ya bahagia
Karena aku sayang kamu
Kedua marah
Ya marah
Karena aturan main teologis
Yang hanya menciptakan kemunafikan
Dan itu dianggap kejahatan berat
Yang menjanjikan pidana berat

Ah masalah diciptakan sendiri
Anehnya semua nurut
aku sungguh mau seturut kehendakNya
Bukan seturut agama
Ah ternyata aku bukan tarzan

Purwokerto,10 Juni 2017.
Surya Esa.



INGAT SANG MAHATMA

Naluri hewani ada pada manusia
Sedang ditampakan pemerintah
Dalam wujud aparatus yang memusuhi rakyatnya
Karena setiap ideaku utk membantu bangsaku
Selalu dianggap memusuhinya

Aku lebih baik minta suaka politik ke negeri astina
Karena kamu ternyata bukan biola
Yang membutuhkan diriku selalu disampingmu

Kamu itu ketipung
Yang tidak bisa dinikmati telinga orang seluruh dunia
Aku adalah pengecualian
Karena bajuku berwarna hitam
Dan ketahuilah
Ideaku yang sedang kugarap sekarang
Adalah menghidupkan sang Mahatma  yg pancasilais

Ah sudahalah
Stop bicara dan menari yang ga bermutu

Purwokerto,25 Mei 2017.
Surya Esa.



WAJAH WAJAHMU

Kalau cantik diwajahmu dan ga cantik saat berjalan
Disitulah kesempurnaanmu
Yg ingin aku tahu sekarang kamu sudah sudah lebih beranikah

Ah kulihat dengan teropong kamu malah jadi lebih penakut
40 hari mendatang akan hadir banjir
Siap siaplah untuk tidak bingung dan teriak minta tolong

Purwokerto,24 Mei 2017.
Surya Esa.




SILUMAN PADANG PASIR

Dengan kaca mata plus minus
Aku menyaksikan
Indonesia yang sedang dibawa dalam irama kacau
Oleh siluman siluman dari padang pasir
Yang merasuki tubuh politisi
Ahli agama
Pakar telekomunikasi
Pejabat Negara
Dan cendekiawan
Yang setiap pagi pagi buta
Menyanyi ditelevisi memprovokasi
Dengan sura tenornya mengobarkan perang
Aih beruntunglah aku        
Dan keluarga menyadari ini
Ya
Karena kami telah kenyang dari pelajaran mahabaratha
Kehidupan Nuh dan Abraham

Hasrat ingin menolong Indonesia
Ada pada telinga
Jari jemari
Paru paru
Mata
kaki
Bahkan rambutku
Sehingga kutulis ini
Matikan televisi yang berisikan orang  orang
Yang telah kerasukan siluman siluman padang pasir

Purwokerto,20 Mei 2017.
Surya Esa.





KEMANUSIAAN YANG BERADAB


Cucu yang slalu kurindukan hadirmu
Ternyata tak mau dipeluk dalam tidurnya
Demikianpun aku memaklumi
Bodohlah kalau aku protes
Karena dia memang bukan boneka india

Indonesia yang selalu kukangeni wajahmu
Ternyata tak suka aku ajak bercengkerama
Demikianpun aku memaklumi
Luculah kalau aku marah marah
Karena mereka memang belum merdeka

Ah hidup memang hanya mengelola keharusan
Agar pertengkaran tidak menjadi kebutuhan
Yang menjauhkan kebahagiaan
Disini saatnya membuktikan kemanusiaan yang beradab

Purwokerto,29 Maret 2017.
Surya Esa.



MUSUH ANAK BANGSA

Musuh anak bangsa adalah pemerintah
Dengan menyerobot  kesempatan mereka berprestasi
Lihatlah yang dianggap mewakilinya
Mereka adalah wajah Indonesia yang cantik sesuai versinya
Dan akan dianggap sampah yang sebaliknya
Aih dua sisi adalah sekeping mata uang
Dan mereka hanya merawat Satu

Keinginan pamer sesuatu dibalik baju
Lalu dia telanjang bulat
Ini asyik
Tapi menjadi kejahatan yang tak terampuni
Ketika ingin tahu yang dibalik baju
Lalu memaksanya telanjang

Aih musuh anak bangsa hanya satu
Pemerintah
Maka membenci pemerintah yang memusuhi rakyatnya
Untuku adalah keharusan absolut
Demkian pula sebaliknya

Purwokerto,09 Maret 2017.
Surya Esa.