pada seribu hari kepergianmu
terkenanglah sosok
pribadi yang elok
yang pintu rumahnya
selalu terbuka
untuk kerbau kerbau
bodoh
untuk ular beludak
yang mematuknya
untuk kala jengking
padang pasir
untuk orang melarat
yang berbau pesing
untuk orang ateis
untuk orang jahat
untuk orang sipit
untuk orang yang
mancung dan pesek
untuk para pemimpin
besar dan kecil
bahkan
bertemankan dengan
wakil wakil rakyat
yang ternyata
perangainya masih seperti taman kanak kanak
dan
engkau begitu sabar
melayaninya dengan jenaka
dan
kau selalu berkata
begitu saja kok repot
telingamu begitu peka
terhadap tangisan
orang orang tertindas
bukan air mata wong
cilik
gus
sekarang engkau telah
berada disana
disisiNya
dan kami disini
merindukanmu
bukan untuk sekedar
mengenang
bukan pula hanya
berbicara kosong
tapi untuk
melanjutkan dan mewujudkan cita citamu
gus
spiritmu itu cukuplah
untuk indonesia
yang berani berkata
sepertimu
begitu saja kok repot
bukan indonesia
yang berkatanya
begitu saja kok repot
purwokerto,17
Nopember 2012.
Surya Esa.