AKU DAN MUTIARAKU
Perjalananku
sampai tiba dihari sabtu
Enam
belas september dua ribu tujuh belas
Pukul
tiga belas lebih tiga puluh dua menit
Dibarengi
dengan fenomena equinox
Yang
panasnya mulai merangkak
Membawaku
pada sebuah cerita aneh
Persis
seperti mimpi
Tapi
lebih mirip cerita fiksi langka
Berjudul
the rising sun
Sebuah
cerita pemberontakan menuju cita cita kudus
Ya
Karena
Proses
jalanya cerita yang mengalir mulus
Begitu
mudah untuk ditulis
Tetapi
ketika dicoba untuk dimengerti akal orang biasa
Atau
dipandu partitur music klasik yang tertib
Sulit
diikuti
Ya
Rajutan
nilai kebenaran
Yang
dibalut keindahan mencuri
Keberanian
berbohong
Yang
menciptakan kelucuan
Dan
keasyikan aneh dari akibat menahan lapar
Hanya
dimengerti oleh kita
Berdua
Dalam
kesepakatan nada minor
Dan
Menjadikan
yang lain
Hanya
penonton
Dan
pendengar setia
Yang
hanya memfasilitasi tempat
Dengan
tidak tahu apapun dari tiap obrolan
Aku
dan mutiaraku
Kalu
toh mereka bisa sedikit mencuri dengar
Ga akan
mampu memahami obrolan kita
kan kemana
endingnya
Karena
obrolan diawali dengan bicara barat yang damai
Ujug
ujug berdebat timur yang kering kerontang
Lalu
beralih keselatan dengan topic keselamatan
Lalu
balik lagi kebarat mencoba turut mengatasi
Masalah
orang orang yang hanya membanggakan
Gelar
sarjananya tanpa wujud nyata
Dan
diselingi helaan nafas sejenak
Tahu
tahu sudah bicara tentang timur lagi
Yang
sudah kacau balau
iya
bisa
dipastikan mereka bingung
karena
dari raut mukanya
mereka
bukan orang orang jazzy
yang
dipenuhi warna warni petualangan hidup unik
tapi
hari harinya terbiasa diisi dengan duduk dikursi malas
yang
terbuat dari bamboo wulung
mendekap
erat erat ijasahnya
menunggu
panggilan kerja
yang
dengan suka rela terima upah standar UMR
Aih
Ternyata
untuk bertemu kebenaran
Atau
memahami tuhan bersama kita
Sakitnya
paku salib
Kuk
yang nyaman
Rancangan
damai sejahtera
Dan
Keasyikan
rohaniah
Bisa
didapatkan dimana saja
Tidak
bisa diklaim hanya dimimbar bait tuhan saja
Tapi
bisa ada di terminal bus
Stasiun
Alfamart
Pasar
rakyat
Panggung
kebudayaan
Atau
Diruang
tamu tetangga
So
Dengan
prolog masa bodo
Secara
tersirat kita menyetujui untuk
Memulai
dengar dengaran suara roh kudus
Mengkhotbahkan
Dan mengekspresikan
dengan iringan musik jazz
Dengan
satu tujuan
Mencari
siasat
Menemukan
asyiknya memuliakan namaNya
Ah
Perjalananku
diakhiri
Dengan
kondisi yang menggelikan
ya
Mutiaraku
menyadari sudah kehabisan waktunya
Mirip
dongeng cinderela
Yang
gugup jangan sampai ketahuan ibu tirinya
Mengakibatkan
aku lupa memeberikan bea taksi
Cerita
tertinggalnya sepatu kaca diundak undakan
Tak
ada
Digantikan
dengan senyum dan do’a
Tuhan
memberkati
Purwokerto,17
September 2017.
Surya
Esa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar